JAKARTA - Penataan kota di Indonesia masih dinilai belum optimal. Hal itu disebabkan salah satunya karena penataan kota yang dilakukan masih ada yang belum menggunakan desain arsitektur.
"Sekarang di kota-kota kita jalan aspal itu berakhirnya di mana? dan pejalan kaki jalurnya di mana itu enggak pernah digambar. Semua diserahkan kepada kontraktor," ujar Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Ahmad Djuhara kepada Okezone belum lama ini.
Dia menerangkan, peran arsitek diperlukan dalam setiap penataan kota, pasalnya kota menjadi salah satu objek dari arsitektur, selain gedung. (Baca juga: Profesi Arsitek Berperan Penting bagi Pembangunan Nasional)
"Arsitektur itu adalah gedung, ruang di dalam gedung dan ruang di antara gedung, jadi kota itu objek arsitektur," terangnya.
Dia menambahkan, semestinya Indonesia sudah mulai mencontoh negara-negara maju dalam hal merancang kota yang saat ini di Indonesia dianggap bukan pekerjaan arsitek. (Baca juga: Alasan Profesi Arsitektur Harus Miliki Payung Hukum)
"Mestinya seperti di negara-negara maju itu semua digambar didesain karena itu adalah pekerjaan arsitek juga, yang disini dianggap bukan pekerjaan arsitek. Jadi tidak bisa dan kita punya masalah bangunan-bangunan kita masih diadakan dengan harga termurah bukan desain terbaik," pungkasnya.
(rzk)
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2016/09/14/470/1489036/rancang-kota-juga-perlu-libatkan-arsitek