BANDUNG - Arsitek memiliki peran dalam perbaikan dan peningkat infrastruktur sebelum terjadi bencana atau prabencana. Hal tersebut disampaika Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat Robby Dwikojuliardi.
"Kita harus bisa mengantisipasi terjadinya bencana bukan orang luar melihat setelah bencana, baru kita terlibat," katanya pada pameran Indobuildtech Expo 2016 di Graha Manggala Siliwangi Bandung, Jumat (14/10/2016).
Menurut dia masalah bencana masyarakat lebih sering terlambat, di mana setelah ada bencana, baru masyarakat memberikan perhatian. Sepeti halnya dengan bencana tsunami yang terjadi di Yogyakarta dan Aceh, di mana pihak internasional yang membuat rumah-rumah. (Baca juga: Ahli Perencananaan dan Arsitek Dituntut Kreatif)
"Guna membahas penangan prabencana nanti akan ada roundtable meeting berskala internasional di Yogyakarta," ucap Robby.
Dia menjelaskan dalam pertemuan tersebut akan dibahas mengenai isu, penangan, sistem dan mekanisme penanganan bencana, baik sebelum ataupun setelah terjadinya bencana.
"Nanti, akan kita adopsi apa yang layak untuk kita, jadi sebelum terjadi bencana infrastrukturnya sudah siap dan itu akan menjadi penanganan sebelum terjadinya bencana," ujar Robby.
Lebih lanjut ia mengatakan Indonesia merupakan wilayah yang rentan akan bencana. Hal itu yang membuat masyarakat Indonesia harus hidup dalam keharmonisan dengan bencana. (Baca juga: Arsitek Itu Bukan Cuma Tukang Gambar)
"Kita harus bisa hidup di tengah-tengah bencana, karena baik di daerah pegunungan maupun daerah pantai tentunya tidak akan terlepas dari bencana," tutur Robby.
Pihaknya sedang memformulasikan bagaimana cara agar masyarakat bisa nyaman tinggal di mana pun.
"Jadi, masyarakat tidak perlu pindah tempat tinggal untuk menghindari bencana," katanya, menambahkan.
(rzk)
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2016/10/14/470/1514919/arsitek-dinilai-berperan-pada-penanganan-prabencana